Minggu, 04 November 2007

Ladang

Seperti biasa, masyarakat Dayak di Kalimantan umumnya selalu membuka ladang tiap tahun walaupun kini tidaklah segencar dulu. ladang bagi orang Dayak merupakan nafas hidup mereka sebab dari sanalah kehidupan dapat bertahan sehingga tidak heran ketika gawai, jenis-jenis tanaman padi atau padi itu sendiri menjadi sangat istimewa. Kedudukan padi bagi orang Dayak merupakan kedudukan tertinggi sehingga semangat padi harus dipanggil setiap tahunnya dengan upacara adat Dayak.
Padi bagi orang Dayak memiliki semangat (roh) yang tidak bisa digantikan dengan jenis makanan lain. Padi atau beras juga erat kaitannya dengan upacara adat orang Dayak di seluruh Kalimantan. sadar atau tidak generasi Dayak merupakan bagian seutuhnya dalam hal ini. Upacara adat Dayak selalu berkaitan dengan padi, beras, babi, pulut (ketan), telur ayam kampung, dan sebagainya. Hal itu dibuat bukannya tanpa alasan. Alasan kuat bahwa orang dayak jauh sebelum adanya agama telah memiliki tuhan yang mereka percayai berkuasa atas segalanya termasuk kehidupan mereka. Itulah sebabnya orang Dayak sangat patuh dengan adat karena didalam adat itulah nafas mereka. Segala kekuatan pun didapat dari sana. Adat yang bersih, sikap yang jujur dan polos akan sangat mudah berhubungan dengan alam halusinasi dan alam ke-tuhanan. Dari sana berkat dan kebaikan dicurahkan kepada orang Dayak.
Ladang merupakan sistem sirkulasi pertanian setiap tahun yang juga menjadi ciri atau identitas masyarakat Dayak pada umumnya. Sekalipun saat ini ladang dianggap sebagai ancama oleh banyak pihak hal itu tidak akan menyurtkan sikap tegas masyarakat dayak untuk tetap berladang sepanjang masih memiliki lahan pertanian. Sistem pertanian kering atau sering disebut dengan istilah berladang yang selama ini diterapkan orang Dayak secara turun temurun selalu menjadi perbincangan banyak orang diluar Dayak karena dianggap merusak hutan, merusak lingkungan dan sebagainya. Hal ini pun tidak ketinggalan dihembuskan oleh pemerintah, perusahaan dan berbagai suku diluar Dayak yang mungkin saja tidak senang dengan keberadaan orang Dayak yang berladang secara tradisional. Rasanya memang aneh ketika orang di luar Dayak mengatur-atur keberadaan dan sikap orang dayak padahal mereka tinggal di tanah Kalimantan ini bisa diibaratkan numpang tetapi tidak sopan dengan mulutnya atau pun hatinya. Jelas sudah Tuhan telah memberikan tanah kepada setiap suku bangsa secara sendiri-sendiri. tanah jawa ya milik orang Jawa, Tanah sulawesi ya milik orang sulawesi maka Kalimantan milik orang dayak. Aneh jika Kalimantan jadi milik Jawa atau Sumatera atau Sulawesi dan lain-lain, jika ini yang terjadi itu namanya perampasan baik secara halus maupun kasar.
Jadi Ladang bagi orang Dayak merupakan suatu keharusan dan semestinya didukukung karena memang inilah satu-satunya sistem pertanian kering di Kalimantan yang bisa digarap. JAdi tidak perlu menyalahkan sistem perladangan orang Dayak, apalagi orang yang menyalahkan tersebut melihatnya dari sudut pandang sistem pertanian di tempatnya berada misalnya di Jawa. Tidak akan bisa sistem pertanian di Jawa diterapkan di Kalimantan sebab beberapa persyaratannya jelas berbeda. Tony Kusmiran

Tidak ada komentar: